Minggu, 09 Desember 2007

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren untuk kegiatan pembelajaran, kegiatan administrasi, kegiatan peribadatan maupun kegiatan lainnya meliputi; 21 ruang belajar, 2 ruang pimpinan, 4 uang pengasuh, 4 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang keterampilan, 1 unit masjid, 1 unit lapangan olahraga seluas 11.500 m2, 1 ruang dapur, 1 ruang asrama putra, 1 ruang asrama putrid dan 1 unit rumah ustadz.

Semua pasilitas tersebut berdiri di atas tanah yang luas keseluruhannya adalah 13.000 m2, dan luas bangunan sendiri adalah 5.000 m2. status bangunan milik sendiri, dan tanah merupakan hak milik beasal hasil pembelian

Keadaan Santri, Kyai dan Pengasuh/Ustadz

Pada tahun ajaran 2005/2006, Pondok Pesantren Al-Istiqamah memiliki santri sejumlah 840 orang, yang terdiri dari 412 orang laki-laki dan 428 orang perempuan. Sebagian santri merupakan mukim (350 orang), yang tidak mukim (santri kakong)(490 orang). Mereka tersebar ke dalam beberapa jenjang pendidikan yang ada, yaitu di TK Islam (26 orang), Madrasah Diniyah (105 orang), Madrasah Ibtidaiyah (262 orang, Madrasah Tsanawiyah (295 orang), dan Madrasah Aliyah (154 orang)

Sedangkan pengasuh yang dimiliki sebanyak 64 orang, yang terdiri dari 41 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Latar belakang pendidikan sebagian besar adalah SI (57 orang), S3 (1 orang) dan keluaran pondok pesantren sebanyak 6 orang. Status kepegawaian para pengasuh tersebut sebagian besa merupakan tenaga honorer (57 orang), PNS (3 Orang) dan tenaga tetap sebanyak 3 orang. Masa keja cukup bervariasi, mulai dari kurang 5 tahun (32 orang), antara 2-10 tahun (24 orang) dan lebih dari 10 tahun (8 orang). Merka tersebar kebeberapa jenjang pendidikan yang ada. Tiga orang mengajar di TK, 12 orang mengajar di Madrasah Diniyah, 15 orang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah, 15 orang mengajar di Madrasah Tsanawiyah dan 19 orang mengajar di Madrasah Aliyah

Kegiatan Pendidikan dan Ciri Khas

1. Pendidikan sekolah

Jenis/jenjang pendidikan sekolah yang diselenggarakan Pondok Pesantyren Al-Istiqamah meliputi: Taman Kanak-kanak Islam (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), Semua jenjang pendidikan tersebut bernaung di bawah Departemen Agama. Sehingga kurikulum yang digunakan adalah dari Departemen Agama ditambah dengan kurikulum lokal (pesantren).

2. Pendidikan kepesantrenan

Pendidikan pesantren yang diselenggarakan adalah Madrasah Diniyah Salafiah, yaitu kajian kitab-kitab salafiah (kuning). Dalam kajian kitab kuning, santri terlebih dahulu dikelompokkan sesuai jenjang sekolah/madrasah.

Materi yang diberikan sesuai kelompoknya yaitu:

@ Kelas I : baca tulis al-Qur'an. tauhid, fiqih, akhlaq, imla', lughah, sharaf dan makhfudhat.

@ Kelas II : Tafsir, hadits, nahwu, tarikh, fiqih, lughah, dan makhfudhat.

@ Kelas III : Tafsir, hadits, nahwu, tarikh, fiqih, lughah, sharaf, tasawuf, ushul fiqih, ushul tafsir dan balaghah.

Kitab yang digunakan adalah: Fiqih (Mabadi' al-Awaliyah, Fath al-Qarib), ushull fiqih (Waraqat), tauhid (Aqidat al-Awam, Aqaid al-Diniyah, Jawahir al-Kalamiyah dan Hikam), akhlaq (Akhlaq li al-Banin, Washoya dan Ta'lim al-Muta'alim), Al-Qur'an (Hidayat al-Mutafidz, Hiadayat al-Sibyan, Matan Jazariyah dan Al-Itqan), tafsir al-Qur'an (Jalalain), dan hadits (Makhfudzat, Tarqib wa al-Tarqib dan Bulugh al-Marom).

3. Pendidikan keterampilan

Kegiatan keterampilan yang diselenggarakan adalah keterampilan pertukangan dan menjahit.

4. Ciri khas

Pondok Pesantren Al-Istiqamah mempunyai ciri khas yaitu penggunaan ilmu alat terutama bahasa Arab (Nahwu-Sharaf) yang akan menjadi bekal untuk mengkaji kitab kuning.

Organisasi Kelembagaan

Pegelolaan pondok pesantren berada di bawah yayasan yang bernama Yayasan Pondok Pesantren Al-Istiqamah. Yayasan yang dibentuk oleh para pendiri tersebut, susunan kep[engurusannya meliputi: Kepengurusan Yayasan dan Kepengurusan Petugas Pondok Pesantren.

Kepengurusan yayasan terdiri dari: ketua umum (Prof. DR. KH A. Hafiz Anshary AZ.MA), wakil ketua (H. Salman Al-Farisi), Sekretaris (H. Jamil Bahruddin), wakil sekretaris (Drs. H. Nordin), dan bendahara (H. Rukansyah Hasan), Wakil Bendahara (Abd. Muiz Baseri). Sedangkan kepengurusan petugas pondok pesantren adalah: Konsultan 2 orang (Drs.H.Murjani Sani, M.Ag) dan Drs.H.Musni Tabsier), Kepala Madrasah Diniyah (H. Salman Alfarisi), Kepala Madrasah Aliyah (Zainal Ilmi,S.Ag), Kepala Madrasah Tsanawiyah (Drs.Normansyah), Kepala Madrasah Ibtidaiyah (Sarman Saleh), Kepala Taman Kanak-kanak (Hj. Nor Amanah, S.Sos), bendahara (Drs. Ariansyah Ahmad), serta Pengasuh santri putra (H. Jamil Bahruddin) dan Pengasuh putrid (Dra. Hj. Siti Norhasanah).

Keadaan Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Al-Istiqamah terletak di JL. Pekapuran Raya RT. 42 No. 01, Kelurahan Pemurus Baru, Kecamatan Banjarmasin Selatan., Kota Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan 70239, telp. (0511) 3262013 - 3263987- 3264380.

Kondisi geografis berada di dataran rendah dengan lokasi berada di wilayah perkotaan.

Akibat perkembangan jaman sebagai akibat globalisasi dan bertambahnya pendatang dari berbagai daerah, menyebabkan terjadinya perubahan kehidupan sosial. Banyak ditemukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajarn Islam. Kondisi ini sangat berbeda jauh dibandingkan pada masa awal terjadinya pondok pesantren.

Tingkat perekonomian masyarakat tergolong kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian bervariasi. Seperti: sopir, pedagang, dan pekerja kasar yang menempati urutan terbanyak dari jumlah masyarakat yang ada.

Tingkat keberagamaan masyarakat cukup tinggi. Disekitar pondok banyak bermunculan langgar-langgar yang secara rutin mengadakan pengajian. Pondok pesantren juga mengadakan kegiatan majelis ta'lim dengan mengundang masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jum'at siang khusus untuk wanita, dan Jum'at malam untuk umum yang diasuh oleh guru/ustadz dari pondok pesantren.

Walaupun banyak partai bermunculan di daerah ini, namun selama ini tidak pernah terjadi konflik yang bisa mengganggu ketertiban masyarakat

Sejarah Berdiri dan Perkembangannya


Makin berkurangnya jumlah dan kualitas ulama akhir-akhir ini membuat keprihatinan yang mendalam dari sebagian besar umat Islam. Daerah yang memasyarakatnya mayoritas beragama Islam, belum memiliki sebuah lembaga pendidikan Islam yang memadai dan representatif, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Padahal warga sangat berkeinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam. Selama ini, untuk memasukkan anaknya ke pesantren, mereka harus menempuh jarak cukup jauh yang terletak di luar kota.

Beberapa faktor tersebut sangat mendorong seorang tokoh masyarakat setempat yang bernama Drs. H.A. Hafiz Anshary, Az untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan (pesantren) di daerah perkotaan Banjarmasin. Gagasan Drs. H.A. Hafiz Anshary, Az (alumni Pondok Pesantren Darussalam Martapura), pernah dimuat di harian Banjarmasin Post tahun 1984, dengan topik "Kapan Pondok Pesantren Modern Muncul di Banjarmasin?".

Keinginan tersebut juga disampaikan kepada saudara sepupunya (Abd. Muiz). Abd. Muiz adalah santri keluaran Pondok Pesantren Datu Kalampayan, Bangil Jawa Timur dan mempunyai orang tua angkat yang bernama H. Hasan. Dari orangtua angkat itulah, diperoleh sebidang tanah wakaf seluas 24 X 36 m2, yang tereletak di Jl. Pekapuran Raya RT. 28, Kelurahan Pemurus Baru, Kecamatan Banjar Selatan.

Dengan telah tersedianya tanah tersebut, maka secara resmi didirikanlah sebuah pondok dengan nama Pondok Pesantren Al-Istiqamah, tepatnya pada tanggal 17 November 1984. Pendiri Pondok Pesantren terdiri dari beberapa tokoh agama yang tergabung dalam wadah yang bernama Badan Pendiri. Badan Pendiri diketuai oleh H. Muhammad Sariman (alm), Sekretaris dipegang oleh Drs. H.A. Hafiz Anshary, AZ, dan dua orang anggota. Yaitu H. Hasan (alm) dan H. Bahruddin (alm).

Tujuan didirikannya pondok pesantren selain untuk memenuhi kebutuhan semakin berkurangnya kualitas dan kuantitas ulama, dan kebutuhan agama masyarakat juga dimaksudkan untuk membangkitkan masyarakat untuk mengkaji kitab kuning (salafiah). Sehingga dengan adanya lembaga tersebut, diharapkan akan tercetak ulama-ulama sebagai pewaris dan penerus syiar Islam.

Pada awal didirikannya, dana yang dibutuhkan untuk membangun gedung berasal dari para donator melalui rapat (musyawarah) para pendiri dan masyarakat. Rapat dilakukan di langgar Al-Istiqamah Gang Maduratna, Jl. Kol. Sugiono, Banjarmasin (Januari 1985). Dalam rapat tersebut terkumpul dana sebesar Rp. 2.630.000,- dari 29 donatur yang hadir. Dalam dana tersebut dimulailah pembangunan gedung serta perluasan tanah dengan mendapat bantuan dari H. Muhammad Sariman.

Pada awal berdirinya, pondok pesanten hanya memiliki 19 ruangan yang terbuat dari kayu yang dipergunakan untuk ruang kelas, guru dan asrama. Pada perkembangan Selanjutnya, dibangun lagi sebuah masjid dengan kondisi permanent, gedung Tk, MI. MTS, MA dan gedung Madrasah Diniyah.

Perkembangan pondok juga menyangkut program pendidikan yang diselenggarakan. Pada awal berdirinya, jenis pendidikan yang diselenggarakan adalah berupa kursus. Ada 4 (empat) macam kursus yang diselenggarakan, yaitu kursus Bahasa Arab (Direktur Prof. Drs. H. Anwar Mas'ari, MA), kursus Bahasa Inggris (Direktur Drs. H. Abd. Qadir Munsyi), Kursus Dakwah (Direktur Dr. H. A. Nawawi, MA) dan kursus Tilawatil Qur'an (direktur Drs. H. Ilyas). Keempat lembaga tersebut diikuti sekitar 485 peserta.

Pada perkembangan berikutnya (1986/1987), membuka beberapa jenjang pendidikan. Yaitu Madrasah Diniyah Salafiah (MDS), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madarasah Aliyah (MA), dengan jumlah santri sekitar 100 orang yang berasal dari dalam kota Banjarmasin. Pada tahun 1990 didirikan kembali lembaga pendidikan, yaitu TK Islam (1990) dan Madrasah Ibtidaiyah (1992) untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yaitu adanya pendidikan dasar di pondok pesantren. Perkembangan pondok pesantren terus berlanjut, dimana kehadiran pondok mendapat tempat di hati masyarakat. Santri bukan hanya dari dalam kota, tetapi dari luar kota bahkan dari provinsi lain, seperti Kalimantan Tengah.

Perkembangan pondok pesantren terus meningkat, karena lingkungan sekitar sangat mendukung. Di sekitar pondok banyak terdapat langgar yang kegiatan pengajiannya cukup semarak. Sehingga tidak mengherankan bila tingkat keberagamaan masyarakat cukup tinggi.